Sabtu, 02 Juli 2011

aliran transformasional

A. Aliran Transformasional

Aliran transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang merupakan reaksi dari faham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Tentang tata bahasa transformasional ini ditulis oleh Chomsky dalam bukunya Syntactic Structure pada tahun 1957, yang kemudian diperkembangkan lagi dalam bukunya yang kedua berjudul Aspect of the Theory of Syntax pada tahun 1965.
Adapun asumsi yang mendasari pendekatan bahasa secara transformasional ini adalah sebagai berikut:
  1. Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi
  2. Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik yang kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan dalam bentuk tulis
  3. Bahasa merupakan satu proses produktif, sehingga metode analisis bahasa harus bersifat deduktif
  4. Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem produktif bahasa
  5. Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna.
Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Setiap tata bahasa merupakan teori dari bahasa itu sendiri, dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:
  1. Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.
  2. Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik.
Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan berbahasa (performance). Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting.

Competence
adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa. Dengan kata lain competence adalah pengetahuan yang dimilki oleh pemakai bahasa mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat yang baru.

Sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence, yang juga dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance benar-benar merupakan pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor-faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.


Menurut aliran ini sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar. kemampuan tersebut dinamakan aspek kreatif bahasa.


Ahli bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain: N. Chpmsky, P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke tagmenik), dan lain-lain.


Penataan Tata Bahasa Generatif


Analisis tata bahasa generatif bertugas mengungkapkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami sebanyak mungkin kalimat. Tata bahasa generatif harus menjadi satu sistem kaidah yang dapat secara berulang membangkitkan sejumlah besar struktur. Sistem kaidah ini dapat dianalisis dalam tiga komponen tata bahasa generatif, yaitu:
  1. Komponen sintaksis mencirikan dan menggambarkan sejumlah tak terbatas struktur terabstrak, yang masing-masing mencakup semua informasi yang ada hubungannya dengan satu interpretasi dari sebuah kalimat tertentu.
  2. Komponen fonologis menentuksan bentuk fonetik dari sebuah kalimat yang dibangkitkan oleh kaidah sintaksis. Ia menghubungkan sebuah struktur yang dilahirkan oleh komponen sintaksis dengan simbol yang dinyatakan secara fonetis.
  3. Komponen semantik menentukan interpretasi semantik sebuah kalimat. Komponen fonologis dan komponen semantik merupakan komponen interpretatif.

B. Ciri-ciri Aliran Transformasional

1. Berdasarkan Paham Mentalistik

Aliran berpendapat bahwa proses berbahasa bukan sekadar proses rangsang-tanggap semata-mata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses kejiwaan. Proses berbahasa bukan sekadar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara. Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengen subdisipliner psikolinguistik

2. Bahasa Merupakan Innate

Kaum transformasi beranggapan penuh bahwa bahasa merupakan faktor innate (warisan keturunan). Dalam hal ini, untuk membuktikan teorinya Chomsky dengan bantuan rekannya membuktikan bahwa struktur otak manusia dengan otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara seperti manusia, meskipun ia telah dilatih berkali-kali, karena hal itu tidak disebabkan oleh kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor keturunan.

3. Bahasa Terdiri atas Lapis Dalam dan Lapis Permukaan

Teori transformasional memisahkan bahasa atas dua lapisan, yakni deep structure (struktur dalam/ lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik; dan surface structure (struktur luar, struktur lahiriah) yaituwujud lahiriyah yang ditransformasikan dari lapis batin. Contoh: Welcome, Ahlan wa Sahlan, Selamat datang merupakan tiga unsur struktur permukaan yang ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama.

4. Bahasa Terdiri atas Unsur Competent dan Performance

Sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur competent yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya; dan performance yaitu ketrampilan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.

5. Analisis Bahasa Bertolak dari Kalimat

Aliran ini beranggapan bahwa kalimat merupakan tataran gramatik yang tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui adanya klausa.

6. Bahasa Bersifat Kreatif

Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum transformasional yang terpenting adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata belum umum asalkan pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal. Contoh:

a. Sampah telah menggunung di tepi jalan.

kata menggunung terbentuk dari kata gunung dan prefiks me-ng bermaksud menyerupai gunung

b. Peluhnya menganak sungai, dll

7. Membedakan Kalimat Inti dan Kalimat Transformasi

Aliran ini membedakan antara kalimat inti dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b) simpel (c) aktif (merupakan ciri pokok), (d) statement (e)positif (f) runtut (merupakan ciri tambahan).

Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

KALIMAT

INTI

KAIDAH

TRANSFORMASI

KALIMAT

TRANSFORMASI

1. Lengkap

Pelepasan/delisi

Kalimat elips/ minor

2. Simpel

Penggabungan

Kalimat kompleks

3. Aktif

Pemasifan

Kalimat Pasif

4. Statement

- Tanya

- Perintah

- Kalimat Tanya

- Kalimat Perintah

5. Positif

Pengingkaran

Kalimat Ingkar

6. Runtut

Pembalikan

Kalimat Inversi


C. Keunggulan dan Kelemahan Aliran Transformasional

1. Keunggulan Aliran Transformasi

a. Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan buakan fisik.

b. Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance)

c. Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.

d. Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan.

e. dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.

2. Kelemahan Aliran Transformasi

a. Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat

b. Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.

c. Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure

. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan pokok fikiran tata bahasa transformasi sebagai berikut:
  • Tiap penutur bahasa, yang normal memiliki kemampuan (competence) bahasa. Dengan kemampuan ini dia dapat membentuk kalimat-kalimat baru dan memahami kalimat-kalimat yang belum pernah ia dengar
  • Tata bahasa adalah seperangkat kalimat. Setiap kalimat terdiri dari sejumlah unsur dasar yang mempunyai struktur tertentu dan tiap kalimat dapat diwujudkan berkali-kali secara teoritis tanpa batas
  • Bahasa mengandung struktur lahiriyah dan struktur batiniyah

4. Tata kalimat terdiri dari tiga komponen, yakni:

a. Komponen dasar

b. komponen transformasi

c. Komponen semantik



Abdul Chaer. Linguistik Umum, 2007, hal 364

Soeparno, “Dasar-Dasar Linguistik Umum”, 2002, hlm. 58

2 komentar:

  1. Tidak sekedar pintar kaka juga cantik ya :-)

    BalasHapus
  2. Lucky 15 Casino Hotel & Spa - Mapyro
    The Lucky 김포 출장샵 15 제주 출장안마 casino hotel and 춘천 출장샵 spa is located in the 충청북도 출장안마 city center, near the shopping area. The Casino offers an entertainment 토토사이트 and a hotel. The Casino has a restaurant.

    BalasHapus